24.2.19

NERGZ, THE FLOWER OF KURDISTAN



I smell nergz, it's telling me
Spring is here
I like spring, it's started by Nawroz
I love Nawroz, it's the story
That shows me the road to liberty
(Yassin Aref, 1986)

Tak terasa air mata menitik ketika membaca puisi ini, begitu singkat namun saya merasakan maknanya yang mendalam. Sang penyair menulis puisi ini ketika ia mengingat bagaimana kerja keras dan usaha para pendahulu menanamkan nilai kebaikan kepada generasi penerus dalam situasi sesulit dan sekeras apapun. Maafkan saya yang kurang bisa memaparkannya secara jelas. 

14.2.19

GRAND BAZAAR, THE OLD CITY OF SULAYMANIYAH


Bazaar, begitulah sebutan untuk pasar tradisional yang ada di wilayah Timur Tengah. Menjadi salah satu tempat favorit saya selama di sini. Padahal dulunya saat di Indonesia paling sebel kalau mau ke pasar tradisional karena biasanya becek dan bau. Teringat dulu kalau pulang dari pasar tradisional, pasti minimal kaki agak-agak basah gimana deh. 😝 Sekarang sih sudah ada pilihan pasar modern, yaitu pasar tradisional yang dikemas secara modern dengan lantai keramik dan penataan yang menarik. Jadi untuk menyusuri pasar rasanya menjadi lebih nyaman.

Bazaar atau bisa juga disebut Grand Bazaar (karena cakupan areanya yang sangat luas) di kota Sulaymaniyah masih lebih mengarah kepada pasar tradisional yang orisinal. Namun, walaupun masih tradisional, pasarnya tidaklah becek dan bau, sekalipun di tempat penjualan unggas dan daging-dagingan. Hal lainnya yang menarik dari bazaar adalah konsep one stop shop. Segala kebutuhan dari A sampai Z, kalau memang niat untuk ngubek pasti akan ada. Mulai dari kebutuhan pangan sehari-hari (sayur, daging, buah, roti, beras, dll) sampai ke perintilan kendaraan. Pernak-pernik untuk rumah, handphone, kamera, jam, mainan anak, peralatan olahraga, keterampilan tangan (jahit, sulam, seni), alat musik, perhiasan emas, permainan genggam, dan lain-lain dan lain-lainnya. Aaaaah..., segala deh! Bisa terbayang kan serunya menyusuri setiap lorong bazaar

11.2.19

MASA IYA SIH ADA KOTA KRISTEN DI IRAK?

Gerbang utama kota Alqosh

Masa iya sih ada kota Kristen di Irak? Pertanyaan ini pun terbersit di benak kami sebelumnya dan jawaban atas pertanyaan ini pun agak terjawab ketika melihat simbol kekristenan terpampang besar di pintu masuk gerbang kota. 

Berikut adalah cerita tentang perjalanan keluarga kami menelusuri kota Alqosh yang terletak di wilayah Niniwe, Irak pada saat libur lebaran tahun 2018 silam. 

4.2.19

JADI DOYAN KUACI

Lokasi jualan kuaci favorit 😄

Semenjak tinggal di tanah rantau ini, saya jadi doyan makan kuaci. What?? Kuaci??
Yes, kuaci.. 😁 Padahal ini kan makanan ringan yang sudah biasa di Indonesia. Dari kecil saya sudah mengenal dan makan kudapan ini. Tapi, karena waktu itu rasanya sungguh merepotkan untuk makan kuaci, harus digigit ujungnya, lalu dibuka dengan tangan untuk bisa mendapatkan biji kuaci, jadilah kuaci tidak menjadi favorit. 😅 
Anyway, kuaci itu umumnya dari olahan biji bunga matahari. Tapi, biji buah semangka dan biji waluh pun bisa dijadikan kuaci. Nah, kuaci yang akan saya bahas di sini adalah si biji bunga matahari, ya.

28.1.19

DI IRAK ADA SALJU? (part 2): KOREK MOUNTAIN


Padahal baru ajah dua minggu yang lalu abis main-mainan salju di Goizha (red: salah satu area di Sulaymaniyah), tapi wiken kali ini pun kami tetap 'mengejar' salju ke Gunung Korek. Aaaah, salju.. kamu itu memang ngangenin. 😂😅 Buat yang belum baca cerita saya tentang salju di Irak, bisa klik di sini.

Kami berangkat ke Gunung Korek bersama dengan keluarga teman Indonesia lainnya yang kerja di Asiacell. Ada keluarga Mas Mus, Kang Andri, dan Om Beka. Rombongannya tidak lengkap sih, ada dua keluarga lain yang tidak bisa ikutan. Yah, mudah-mudahan trip berikutnya semua bisa ikut bergabung. Kalau lebih ramai kan jadinya makin seru. 


Credited to Mas Mus yang rela gak difoto 😉