Mumpung beberapa hari kemarin baru saja turun hujan salju dan masih ada sedikit-sedikit sisa salju di luar, saya jadi mau cerita tentang musim yang ada di Irak nih. Pertanyaan yang kerap muncul ketika teman saya tahu kalau saat ini saya berdomisili di Irak adalah, "Wah, panas, dong?!" Pertanyaan lainnya seperti, "Loh, emang lagi dimana itu? Kok ada salju?", ketika melihat foto saya sedang ada di lokasi bersalju. 😊 Well, sekarang saya ceritain, ya.
Beberapa wilayah di muka bumi ada yang mengalami dua musim, sedangkan wilayah lainnya mengalami empat musim. Mengapa bisa demikian? Semua bergantung kepada lokasi dan posisi dengan garis khatulistiwa. Untuk lebih jelasnya, bisa dibaca di sini dan sumber informasi lainnya.
Nah, sekarang saya cerita tentang Iraknya sendiri, ya. Wilayah Irak sebagian besar terdiri dari padang pasir, so tidak salah sih kalau ada pertanyaan tentang panasnya suhu udara di sini. Bayangkan saja suhu musim panas rata-ratanya di atas 40° C dan di sebagian besar wilayahnya bisa melebihi 48° C. Mateng gk tuh?! Yah, kali ajah klo mau nyeplok telur di atas kap mobil bisa matang. 😄
Tapi walaupun sepanas itu, tubuh kita tidak akan serta merta bercucuran keringat dan merasa gerah, lho. Tidak seperti kalau musim panas di Indonesia, peluh keringat akan mengucur apalagi kalau kita aktif bergerak. Bahkan ketika baru saja selesai mandi, tubuh rasanya sudah gerah sekali. Mengapa bisa begitu?
Jadi, meskipun di Irak suhunya sepanas itu, namun tingkat kelembabannya jauh lebih rendah daripada di Indonesia. Ternyata tingkat kelembaban udara sangat berpengaruh. Ketika suhu tubuh kita memanas akibat pengaruh suhu luar, tubuh otomatis berusaha mendinginkan diri dengan cara mengeluarkan keringat. Air keringat yang muncul di permukaan kulit kita harus mengalami penguapan (evaporasi) agar kita bisa merasa lebih dingin. Semakin lembab udara, semakin sulit terjadi penguapan sehingga proses pendinginan tubuh menjadi lebih lambat dan akhirnya hanya sedikit panas dari tubuh kita yang terbuang ke udara. Inilah yang membuat kita merasa gerah. Mudah-mudahan bisa dimengerti, ya! 🙈
Sudah aah ngobrol seriusnya. Sekarang saya lanjutkan cerita tentang wilayah Irak yang lainnya, ya. Bagian utara Irak terdiri dari pegunungan dan di wilayah inilah saya tinggal yaitu di kota Sulaymaniyah. Kota lainnya yang ada di bagian utara adalah Erbil, Mosul, Kirkuk. Suhu di musim panasnya tidak jauh berbeda dengan suhu di wilayah Irak lainnya. Selama 2,5 tahun lebih saya berada di sini, suhu tertinggi yang pernah dialami adalah 46° C. Tak usah dibayangkan rasanya ya. Bersyukur sekali dengan adanya inventori pendingin ruangan. Lalu bagaimana saat musim dingin?
Saat musim dingin, hampir semua wilayah Irak suhu maksimalnya antara 15-19° C. Sedangkan suhu minimalnya bisa mencapai di bawah 0° C. Di daerah pegunungan utara memiliki musim dingin dengan salju dalam jumlah besar. Akan tetapi tidak semua kota di bagian Irak utara ini mengalami salju. Sulaymaniyah dan Erbil yang biasanya mempunyai salju di setiap musim dinginnya. Untuk wilayah Kirkuk, salju pernah turun pada tahun 2004 dan 2008.
Berikut video turunnya salju di kota Mosul:
Di wilayah yang tidak mengalami salju biasanya curah hujan akan meningkat selama musim dingin. Namun ada satu peristiwa yang sangat jarang terjadi dan hanya terjadi satu kali dalam kurun waktu 100 tahun, yaitu ketika salju turun di Baghdad pada tanggal 11 Januari 2008. Pertanda apakah ini? Halaaaah.... 😂
Hal ini kontradiktif dengan apa yang terjadi di gunung tertinggi di Kurdistan, yaitu Gunung Halgurd dimana sepanjang tahun puncaknya selalu tertutup oleh salju.
Berikut ini saya tampilkan beberapa foto kami saat musim salju di sini. Enjoy!! Jangan baper lho... 😉
Ceritanya disudahi sampai di sini dulu, ya. Mumpung mataharinya lagi hangat di luar, mau anget-angetan dulu nih. 😁
Beberapa wilayah di muka bumi ada yang mengalami dua musim, sedangkan wilayah lainnya mengalami empat musim. Mengapa bisa demikian? Semua bergantung kepada lokasi dan posisi dengan garis khatulistiwa. Untuk lebih jelasnya, bisa dibaca di sini dan sumber informasi lainnya.
Nah, sekarang saya cerita tentang Iraknya sendiri, ya. Wilayah Irak sebagian besar terdiri dari padang pasir, so tidak salah sih kalau ada pertanyaan tentang panasnya suhu udara di sini. Bayangkan saja suhu musim panas rata-ratanya di atas 40° C dan di sebagian besar wilayahnya bisa melebihi 48° C. Mateng gk tuh?! Yah, kali ajah klo mau nyeplok telur di atas kap mobil bisa matang. 😄
Tapi walaupun sepanas itu, tubuh kita tidak akan serta merta bercucuran keringat dan merasa gerah, lho. Tidak seperti kalau musim panas di Indonesia, peluh keringat akan mengucur apalagi kalau kita aktif bergerak. Bahkan ketika baru saja selesai mandi, tubuh rasanya sudah gerah sekali. Mengapa bisa begitu?
Jadi, meskipun di Irak suhunya sepanas itu, namun tingkat kelembabannya jauh lebih rendah daripada di Indonesia. Ternyata tingkat kelembaban udara sangat berpengaruh. Ketika suhu tubuh kita memanas akibat pengaruh suhu luar, tubuh otomatis berusaha mendinginkan diri dengan cara mengeluarkan keringat. Air keringat yang muncul di permukaan kulit kita harus mengalami penguapan (evaporasi) agar kita bisa merasa lebih dingin. Semakin lembab udara, semakin sulit terjadi penguapan sehingga proses pendinginan tubuh menjadi lebih lambat dan akhirnya hanya sedikit panas dari tubuh kita yang terbuang ke udara. Inilah yang membuat kita merasa gerah. Mudah-mudahan bisa dimengerti, ya! 🙈
Sudah aah ngobrol seriusnya. Sekarang saya lanjutkan cerita tentang wilayah Irak yang lainnya, ya. Bagian utara Irak terdiri dari pegunungan dan di wilayah inilah saya tinggal yaitu di kota Sulaymaniyah. Kota lainnya yang ada di bagian utara adalah Erbil, Mosul, Kirkuk. Suhu di musim panasnya tidak jauh berbeda dengan suhu di wilayah Irak lainnya. Selama 2,5 tahun lebih saya berada di sini, suhu tertinggi yang pernah dialami adalah 46° C. Tak usah dibayangkan rasanya ya. Bersyukur sekali dengan adanya inventori pendingin ruangan. Lalu bagaimana saat musim dingin?
Saat musim dingin, hampir semua wilayah Irak suhu maksimalnya antara 15-19° C. Sedangkan suhu minimalnya bisa mencapai di bawah 0° C. Di daerah pegunungan utara memiliki musim dingin dengan salju dalam jumlah besar. Akan tetapi tidak semua kota di bagian Irak utara ini mengalami salju. Sulaymaniyah dan Erbil yang biasanya mempunyai salju di setiap musim dinginnya. Untuk wilayah Kirkuk, salju pernah turun pada tahun 2004 dan 2008.
Berikut video turunnya salju di kota Mosul:
Di wilayah yang tidak mengalami salju biasanya curah hujan akan meningkat selama musim dingin. Namun ada satu peristiwa yang sangat jarang terjadi dan hanya terjadi satu kali dalam kurun waktu 100 tahun, yaitu ketika salju turun di Baghdad pada tanggal 11 Januari 2008. Pertanda apakah ini? Halaaaah.... 😂
Hal ini kontradiktif dengan apa yang terjadi di gunung tertinggi di Kurdistan, yaitu Gunung Halgurd dimana sepanjang tahun puncaknya selalu tertutup oleh salju.
Berikut ini saya tampilkan beberapa foto kami saat musim salju di sini. Enjoy!! Jangan baper lho... 😉
Semuanya tampak putih
|
Musim salju pada tahun 2018
|
Hasil jepretan kamera saat salju turun beberapa hari yang lalu
|
Video Gracia sedang membuat Snow Angel
Ceritanya disudahi sampai di sini dulu, ya. Mumpung mataharinya lagi hangat di luar, mau anget-angetan dulu nih. 😁
No comments:
Post a Comment
Thank you for reading my story. I would be happy to read your comment. :)