4.1.19

MAKAN APA DI SULAYMANIYAH?


Di postingan sebelumnya, aku pernah cerita kalau Pak Suami sudah lebih dulu datang ke kota ini (sekitar 8 bulan) sebelum akhirnya kami menyusul. Jadi, pada dasarnya aku sudah dapat cerita dan gambaran tentang menu makanan yang akan ditemukan di sini. Tapi namanya belum icip langsung rasanya ya masih ngawang-ngawang deh 😃

Kalau dari cerita-cerita beliau sih, makanan di sini kurang bervariasi. Nasi, yang merupakan menu utama sehari-hari di Indonesia tidak selalu tersedia di semua tempat makan. Roti Naan-lah sumber karbohidrat utamanya. Disuguhkan dengan salad acar seperti timun, bit, wortel, zaitun. Irisan bawang bombai atau bawang merah berukuran besar tak pernah ketinggalan beserta irisan tomat segar maupun yang dibakar dan juga irisan daun seledri/ketumbar. Selain itu, ada pilihan sayuran seperti okra, terung ungu, kacang-kacangan yang dimasak sampai benar-benar lembek dengan rasanya yang mirip-mirip (cenderung manis).



Video Proses Pembuatan Naan

                                    



Salah satu jenis sayuran kacang disebut Fosolya



Untuk pilihan lauknya sendiri antara lain:
  • daging ayam yang dibakar, berupa potongan bagian ayam seperti paha/dada dan ada juga yang berbentuk potongan kecil dan ditusuk seperti sate yang ada di Indonesia. 
  • daging ayam kuah (dada/paha) yang hanya dapat ditemukan di beberapa tempat saja. Tapi, jangan bayangkan seperti yang ada di Indonesia, ya! Bukan seperti sup, pun seperti soto. Ah, entahlah..
  • potongan daging domba yang dibakar dan disajikan sama seperti daging ayam yang ditusuk sate (poin pertama).
  • iga domba yang dibakar (disebut parashu)
  • daging domba cincang dan diberi campuran bumbu kemudian dibakar (kebab)
  • daging domba kuah (disebut qozi). Nah, kalau yang ini bisalah dimirip-miripin seperti sup. 😀
  • ikan bakar yang rasanya jauh dari harapan (red: bukan seperti yang ada di Indonesia)


Catatan: semua menu bakaran yang disebut di atas hanya diberi bumbu lemon dan garam saja, lho! Jadi, rasanya ya tidak jauh dari asam dan asin, tergantung tangan kokinya. Kadang rasa asam sangat mendominasi sedangkan di lain waktu rasa asamnya masih bisa ditoleransi.

Daripada pusing-pusing membayangkan dari penjelasan yang kurang jelas di atas, lebih baik lihat langsung penampakannya, deh!


Sate Ayam ala-ala yang sudah dilepaskan dari tusukan besinya


"Sate" ayam dan domba berdampingan :P

Makanan pembuka berupa sup dan makanan pelengkap lainnya





Nasi + Dada Ayam Bakar 
Sayur Okra, Kacang/Fosolya, Terung Ungu/Tepsi

Ayam yang sedang dibakar di dalam oven

Sup Domba (Qozi)

Kebab yang belum dibakar


Berbagai jenis makanan yang disebutkan di atas merupakan menu yang umumnya ditemukan di restoran lokal. Selain itu, ada pula shawarma yaitu roti tipis diisi potongan daging ayam/domba, dengan taburan acar, saus mayonnaise. 





Seiring berjalannya waktu, aku pun mulai mengetahui beberapa jenis makanan tradisional lainnya yang tidak tersedia di restoran lokal tersebut seperti yaprah, kifta, dll. Nanti ya aku bahas di postingan lainnya. 😊









No comments:

Post a Comment

Thank you for reading my story. I would be happy to read your comment. :)